Wednesday, November 5, 2014

Senin, 03 November 2014

Lakukanlah Perkara yang Kecil!

Depok, 04 November 2014
DARI PERKARA YANG KECIL MENJADI PERKARA YANG BESAR
......Curahan Hati demi menjadi motivasi....
Selasa, pkl.01.08 WIB
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
(Lukas 16:10)

Sangat manusiawi sekali jika banyak orang menginginkan hal-hal yang besar, seperti jabatan tinggi di perusahaan/kantor, jabatan tinggi dalam pelayanan, rangking teratas di sekolah, dan banyak hal-hal besar yang kita inginkan, termasuk menjadi orang yang Multi Talenta (:seperti tulisan saya sebelumnya).
Mengapa demikian? Karena memiliki jabatan tinggi baik dalam pekerjaan maupun dalam pelayanan, maka hal itu akan lebih terlihat bergengsi dan dapat membuat seseorang menjadi terkenal.
Namun harus kita sadari bahwa Tuhan justru melihat dari perkara-perkara yang kecil. Masing-masing kita diukur dari hal-hal yang paling terkecil terlebih dahulu. Apakah kita mampu melakukannya, sehingga kita dirasa pantas menerima perkara yang lebih besar?

Saya hanyalah seorang pelayan Persekutuan Teruna (remaja) di GPIB Pancaran Kasih-Depok. Hanya lulusan SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) atau sekarang disebut SMK. Awal saya melayani Tuhan tahun 1990/1991 sebagai Pelayan Anak (Sekolah Minggu), yang belum memiliki kemampuan apa-apa alias dari nol. Hanya didasari keinginan untuk melayani Tuhan dan menyukai dunia anak, maka proses belajar di diri saya dimulai. Apakah ini mudah dan berjalan dengan mulus? Tentu saja tidak.... sebagai pemuda ketika itu, saya pun memiliki banyak keinginan seperti halnya kebanyakan anak-anak muda. Jatuh bangun pun saya alami (dalam hal ini maksudnya, kadang saya jadi orang baik, namun sering juga saya menjadi pemberontak, bahkan sempat menjadi anak jalanan dan mengecewakan kedua orang tua saya). Namun itulah proses perjalanan hidup saya. Ketika sekarang saya merenungi perjalanan hidup saya, saya baru menyadari bahwa Tuhan begitu baik dan teramat baik. Dengan berbagai cara Ia mengembalikan hidup saya menuju apa yang IA INGIN saya lakukan.
Dulu saya hanya memiliki kemampuan bermain gitar. Itu pun sekedar genjrang-genjreng belaka, sekedar tau beberapa chord gitar sudah cukup. Di dalam pelayanan, kemampuan itu saya pakai untuk mengiringi pujian di acara kebaktian di sekolah, membentuk vocal group baik di sekolah maupun di gereja, bahkan anak-anak sekolah minggu pun tak luput saya ajak untuk memuji Tuhan. Itu saya lakukan karena memang saya suka sekali bernyanyi dalam sebuah group. Seiring berjalannya waktu, tanpa saya sadar saya menjadi salah satu pelatih vocal group di gereja, yang melatih group vocal dari anak-anak sekolah minggu, remaja, hingga pemuda. Namun karena bidang pelayanan saya lebih banyak membina rohani remaja, maka lewat remaja-remaja inilah saya tuangkan kreatifitas saya yang awalnya pas-pas-an itu membentuk sebuah vocal group. Dari group yang hanya diiringi sebuah gitar, saya kembangkan dengan belajar bermain conga dan beberapa alat perkusi. Sekali lagi semuanya hanya sekedar bisa saja. Hingga pada suatu waktu ada orang mengenalkan saya pada alat musik angklung. Saya tertarik mempelajarinya dan berusaha mengembangkan vocal group dengan iringan banyak alat musik. Sekarang saya melatih sebuah group Ensemble yang di dalamnya terdiri dari beberapa alat musik, seperti pianika, gitar, keyboard, conga, bongo, alat-alat perkusi lainnya, dan angklung.
Tidak pernah saya perkirakan.... sekarang saya mengajar khusus musik angklung di dua sekolah, TK dan SMP swasta. Proses belajar pun terus saya lakukan, karena saya sadar bahwa saya tidak memiliki pengetahuan secara khusus tentang musik. Semuanya saya pelajari melalui tutorial yang ada di situs-situs internet, termasuk mempelajari not balok. Saya pun telah menciptakan beberapa lagu untuk group ensemble yang saya pimpin.
Banyak orang yang mengatakan saya Multi Talenta, segala sesuatu saya bisa.... Mungkin ada juga yang terkagum-kagum (haa..hhaaa...haaaa... bukannya narsis lho...).
Apa yang saya lakukan selama ini sedikit pun tidak untuk mencari nama atau gengsi, tapi lebih didasari karena saya suka dan sangat suka. Bahkan belakangan ini, saya merasa terbeban untuk terus memotivasi banyak orang, bahwa jika kita melayani Tuhan dan sesama dengan tulus hati, banyak sukacita yang kita dapatkan. Bukan hanya itu, tanpa kita sadar Tuhan pun terus menambah kemampuan kita untuk melakukan banyak perkara-perkara besar.
Jangan pernah berpikir SAYA TIDAK BISA.... karena berdasarkan pengalaman hidup saya, masalah yang paling mendasar bukan BISA atau TIDAK BISA, namun MAU atau TIDAK!!!
Tuhan yang telah mengukur kita, dan Tuhan pula yang akan memampukan kita.... tinggal pertanyaan pada diri kita, MAU atau TIDAK kita melakukannya....
Semoga Tuhan senantiasa memberikan HIKMAT yang besar bagi kita untuk MAU terus melayani sesama hanya untuk kemuliaan TUHAN!

“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi”
(Pengkhotbah 9:10)

Tuhan memberkati pelayanan kita, Amin!!!


-denny d’kiel-

BERAPA TALENTA yang TUHAN BERIKAN PADAKU?

Senin, 20.31 WIB
Seringkali kita mendengar bahkan mengucapkan kata “Multi Talenta”, yang lebih diartikan pada banyak kemampuan/kelebihan yang dimiliki oleh seseorang.
Kita akan terkagum-kagum bilamana kita melihat orang yang dianggap serba bisa. 
Pertanyaannya adalah : Apakah kemampuan atau serba bisa ini hanya dimiliki oleh segelintir orang saja? Dapatkah kita juga menjadi orang yang serba bisa? Sulitkah menjadi orang yang serba bisa?



Untuk menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya kita pahami dulu apa itu Talenta.
Banyak orang yang mempertanyakan apa perbedaan  BAKAT dan TALENTA.
Kata Bakat dalam bahasa Inggris adalah Talent (= arti dalam bhs. Indonesia adalah Talenta). Namun dalam Alkitab seperti di dalam Matius 25:14-30, kata Talenta lebih dihubungkan dengan mata uang. Satu talenta sama nilainya dengan 6000 dinar (mata uang pada saat itu). Jika diartikan kata talenta dalam perumpamaan tersebut lebih merupakan suatu modal. Jika seseorang diberikan modal 2 talenta, maka orang tersebut memiliki tanggungjawab untuk mengembangkan 2 talenta, begitu juga dengan yang diberikan 5 talenta, ia mengembangkannya menjadi 10 talenta. Sampai disini mungkin kita dapat mengambil kesimpulan bahwa  Tuhan telah mempersiapkan modal bagi kita, yaitu PENGETAHUAN dan KEMAMPUAN yang mungkin dapat kita artikan bahwa BAKAT termasuk di dalamnya.
Jadi dalam perumpamaan tentang Talenta tersebut, Allah mau mengajarkan kepada kita untuk ber-tanggungjawab dalam mengembangkan pengetahuan dan kemampuan yang telah Ia anugerahkan kepada kita demi kemuliaan namaNya. Dan bilamana kita mampu melatih dan mengembangkannya, Tuhan akan memberikan tanggungjawab yang lebih besar lagi bagi kita. Dengan kata lain, jika kitadianugerahkan 1 talenta dan kita mampu mengembangkannya dengan bertanggungjawab, maka Tuhan akan menganugerahkan kepada kita 1 bahkan mungkin lebih dari 1 talenta, untuk kita kembangkan kembali.
Masing-masing dari kita tentunya telah dianugerahkan kemampuan dan pengetahuan yang berbeda. Dan perbedaan itu juga untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Ada orang yang memiliki kemampuan di dalam berhitung, ada orang yang memiliki kemampuan dalam bermusik dan kemampuan-kemampuan yang lainnya sesuai dengan anugerah Tuhan. Bahkan ada yang Tuhan anugerahkan lebih dari satu Talenta. Hanya Tuhan yang mengenal pribadi kita, sehingga Ia pun tahu berapa talenta yang akan Ia anugerahkan. Tuhan menghendaki kita untuk melakukan perkara-perkara yang kecil dulu, setelah kita mampu melakukannya, Tuhan akan memberikan perkara-perkara yang lebih besar. Berarti, jika kita memiliki satu talenta dan mampu mempertanggungjawabkan talenta tersebut, bukan hal yang tidak mungkin bahwa Tuhan akan tambahkan satu demi satu talenta yang lain bagi kita, sehingga pada akhirnya kita memiliki banyak talenta. Namun perlu kita ingat dan sadari, semakin banyak kita diberi, semakin banyak kita dituntut pertanggungjawaban.

Lalu kembali kepada pertanyaan : “Dapatkah kita menjadi yang serba bisa? Dan sulitkah itu?Jawabannya adalah Sangat mungkin bisa dan tidak sulit, karena kita pun memiliki kesempatan untuk menjadi yang SERBA BISA.
Teruslah berlatih untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan yang telah Tuhan anugerahkan bagi kita dan yang terpenting adalah semuanya itu hanya untuk kemuliaan NamaNya.(d’kiel)

Jumat, 20 Desember 2013

Orang Yang BERKUALITAS

Di dalam kehidupan nyata sekarang ini ketulusan hati seakan-akan sudah semakin luntur bahkan pupus termakan oleh gaya hidup modern atau terhempas oleh berbagai badai kehidupan yang semakin keras, yang dialami oleh tiap-tiap orang; bahkan mungkin termasuk kita di dalamnya....

Sahabat...
mungkin anda dapat lebih banyak memberikan penjelasan tentang arti kata 'ketulusan' buat saya dan orang lain... terlebih lagi memberikan banyak contoh-contoh nyata dalam kehidupan ini tentang arti sebuah ketulusan hati...
Sungguh saya merasa bersukacita jika ada dari anda yang berkenan untuk bertukar pikiran, sharing atau memberikan contoh-contoh; baik itu cerita orang lain atau mungkin pengalaman pribadi... Namun perkenankan saya untuk juga berbagi pengalaman tentang "KETULUSAN HATI"melalui perjalanan hidup saya... mudah-mudahan dapat menginspirasi sahabat semua... Amin!

Sejak tahun 1991 saya aktif dalam pelayanan di gereja; pastinya tahun 1991 s/d 1997 saya melayani bidang Pelayanan Anak (=sekolah minggu), yang sekarang sudah berganti nama menjadi Pelayanan Kategorial Pelayanan Anak GPIB. Kemudian dari tahun 1997 hingga sekarang aktif dalam Pelayanan Kategorial Persekutuan Teruna GPIB. Bahkan di sepanjang tahun tersebut beberapa kali saya duduk di dalam kepengurusan.
Lucunya, karena sudah sekian tahun kehidupan saya terus berhubungan dengan anak-anak dan remaja,  dari generasi ke generasi, tanpa sadar panggilan KAKAK untuk diri saya justru lebih akrab dan nyaman di telinga saya. Padahal putri saya ada di tengah-tengah anak-anak tersebut. Putri saya memanggil papa, sementara yang lain tetap KAKAK.... (: ha..ha..ha... awet muda lah pokoknya...) Pasti di antara Sahabat ada juga yang seperti saya, bahkan mungkin jauh lebih senior dari saya. (kalo boleh nyebut, salah satunya bung Okta Rumpak dari GPIB Zebaoth-Bogor) Dulu ketika baru pertama kali memulai pelayanan di sekolah minggu/pelayanan anak, saya pernah terkagum-kagum pada beliau, di dalam sebuah kegiatan pembinaan bagi para pelayan sekolah minggu. Betapa tidak, beliau memiliki kreatifitas yang sangat tinggi dalam mengajar. Baik metode pengajaran maupun dalam hal membuat berbagai macam alat peraga untuk anak. Jadi kalau ada orang/teman yang bilang saya termasuk pelayan yang kreatif, beliaulah salah satu mentor sekaligus teladan bagi saya, walau mungkin penilaian orang seperti itu terhadap diri saya terlalu berlebihan, karena masih banyak orang yang jauh lebih berkualitas di banding saya. Ada seorang lagi, yaitu teman sepelayanan mulai dari ketika kami sama-sama di Gerakan Pemuda, dan sekarang sama-sama melayani di Persekutuan Teruna, bahkan beliau sekarang (2012-2015) menjabat sebagai Ketua Dewan Teruna GPIB-Sdr.Harry Purwanto. Beliau seorang pekerja seni di bidang Desain Grafis dan menurut saya kelas beliau bukan menengah ke bawah. Pekerjaannya begitu banyak menyita waktu dan tenaga bahkan waktu untuk berkumpul bersama keluarganya. Belum lagi tugas seorang Ketua Dewan Teruna GPIB yang harus memikirkan pelayanan bukan hanya di gerejanya sendiri namun di luar daerah (wilayah-wilayah yang termasuk Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat). Sungguh bisa dibayangkan, begitu sibuknya beliau.... Namun, bila Sahabat mengenal atau berkesempatan bertemu dengan beliau, tidak ada sedikit pun raut wajah lelah, angkuh atau pun raut keputusasaan. Yang ada justru wajah bersahabat, mau berbagi pengalaman, dan siap melayani siapa pun dan kapan pun beliau dibutuhkan.
Sahabat, ini hanya satu atau dua orang dari sekian banyak orang-orang yang patut kita sebut orang-orang berkualitas. Saya yakin, bahwa Sahabat pun punya banyak referensi nama-nama yang bisa ditambahkan.
Lalu pertanyaannya, Bagaimana mereka dapat melakukan itu dengan sukses, seakan hal itu sangat mudah untuk dilakukan. Yang pada kenyataannya, tidak banyak orang mampu melakukan hal seperti itu.
Benarkan hal itu SULIT????
Ternyata jawabannya sangat-sangat TIDAK SULIT !  Orang-orang yang disebut berkualitas di dalam pelayanan ini ternyata memiliki "KETULUSAN HATI" yang banyak orang lain tidak miliki. MAAF! Menurut saya bukan tidak memiliki, tapi belum menggali diri untuk menjadi orang-orang yang Tulus Hati.
Mulailah kita melatih diri untuk menggali Ketulusan Hati kita masing-masing... karena sesungguhnyalah kita ini adalah Pelayan-Pelayan Tuhan, yang dipanggil dan diutus untuk melayani setiap orang yang membutuhkan pelayanan kita. Pahamilah, bahwa seorang pelayan akan tekun melakukan tugasnya tanpa berpikir apakah orang ini layak dilayani atau tidak. Atau berpikir, jika saya melayaninya... apa yang akan dia berikan sebagai imbalannya kepada saya.... 
Sahabat.... sekali lagi saya mengingatkan bahwa kita semua adalah pelayan Tuhan.... makalayanilah seorang akan yang lain oleh kasih (Galatia 5:13). Pelayanan yang dilakukan dengan penuh kasih dan ketulusan hati akan membawa sukacita yang besar di dalam diri kita, dan sukacita itulah yang membangkitkan semangat untuk terus berkarya dan berkreatifitas... sehingga pada akhirnya kita pun akan disebut sebagai orang-orang yang berkualitas, dan nama Tuhan terus dimuliakan....!

Tuhan Memberkati Pelayanan kita...... Amin!!!
by : denny d'kiel

No comments:

Post a Comment